Berbicara mengenai negara mana yang memiliki banyak keanekaragaman spesies mahluk hidup di dunia? maka jawabannya yang tepat adalah Indonesia. Yupp..Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki beranekaragam spesies mahluk hidup baik flora maupun faunanya. Tak heran jika dimata dunia, Indonesia dijuluki dengan nama negara megabiodiversitas karena para peneliti dunia kagum akan keanekaragaman flora dan
fauna yang ada termasuk spesies purba dan spesies langka di Indonesia
seperti komodo, anggrek hitam dan raflessia arnoldi.
Menurut para ilmuwan tercatat masih terdapat ribuan bahkan jutaan jenis hewan dan tumbuhan di Indonesia yang sampai sekarang belum diketahui dan diberi nama.Ya, tentu saja hal ini karena Indonesia memiliki laut yang sangat luas dan ditambah lagi dengan lokasi hutan yang sangat besar yang tentu saja menyimpan banyak spesies yang belum diketahui. Untuk itu, sampai sekarang ilmuwan terus mengadakan penelurusan guna menemukan spesies-spesies terbaru baik di darat maupun di laut.
Nah, kali ini saya akan berbagi informasi seputar spesies-spesies baru yang ditemukan di Indonesia. Apa saja spesies baru tersebut?
1. Katak Borneo
Spesies katak baru yang diberi nama Leptobrachium kantonishikawai sp. merupakan populasi katak dari Bario, Dataran Tinggi Kelabat, Serawak, Borneo. Sebelumnya Borneo sendiri sudah memiliki beberapa spesies katak endemik, diantarnya L. kanowitense dan L.abboti yang berada di dataran rendah, L. montanum yang berada di daerah pegunungan, dan L. gunungense yang berada di dataran tinggi.
Menurut
hasil penelitian Amir Hamidy dari Pusat Riset Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Masafumi Matsui dari Kyoto University,
katak itu punya karakteristik berbeda dari empat spesies Leptobrachium
endemik yang dikenal dari Borneo yaitu perut berwarna cokelat keabuan, biasanya bergaris, atau kadang bertitik atau berbercak putih dan beberapa karakteristik morphometric unik.
Nama L. kantonishikawai ini sendiri didedikasikan untuk Dr.
Kanto Nishikawa dari Kyoto University, ahli herpetologi aktif di kawasan
Asia yang mendukung peneliti mengumpulkan tipe-tipe katak. Leptobrachium berukuran sedang memiliki panjang tubuh sekitar 43–54 milimeter untuk katak jantan, dan katak betina 47–61 milimeter dengan sklera atau selaput mata putih dan kelenjar femoralis besar
2.Tikus Berduri
Pada tahun 2013, ilmuwan menemukan spesies tikus baru di Indonesia. Spesies tikus yang diberi nama tikus berduri Halmaheramys bokimekot ini ditemukan di Halmahera tepatnya di boki mekot oleh tim ekspedisi dari University of Copenhagen, Denmark, dan Museum Zoologi Bogor, Indonesia. Penemuan itu dipublikasikan dalam Zoological Journal of the Linnean Society. Tikus ini memiliki ciri-ciri berbulu keras seperti duri, punggung berwarna cokelat, perut abu-abu, dan ujung ekor berwarna putih. Para peneliti memutuskan bahwa tikus itu termasuk
genus yang sama sekali baru setelah menganalisis DNA tikus dan fitur fisiknya, seperti
tengkorak dan gigi. Saat ini, belum banyak yang diketahui tentang perilaku spesies tikus
baru tersebut. Meski begitu, diperkirakan tikus itu adalah hewan
omnivora.
Halmaheramys bokimekot |
3. Anggrek Bercula
Anggrek Bercula (Maleolla infalata) |
Spesies anggrek baru ini pertama kali dipubilkasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Anggrek yang selanjutnya diberi nama Maleolla infalata ini merupakan spesies anggrek baru yang ditemukan di Kalimantan Barat. Adalah seorang Destario Metusala yang merupakan peneliti Kebun Raya Purwodadi-LIPI yang menginformasikan jenis anggrek baru di jurnal internasional Malesian Orchid Volume 11.
Anggrek baru ini memiliki keunikan yang berupa tonjolan kalus berukuran cukup besar yang menyeruak dari bibir bunganya sehingga mirip seperti cula. Adapun fungsi cula sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga fungsi cula sebagai pengarah bagi probosis serangga
yang akan menghisap cairan nektar di dalam struktur bibir bunga. Sedangkan ephitet atau julukan “inflata” diambil
dari bentuk bagian bibir bunganya yang menggembung hingga mirip bentuk sebuah
guci.
Anggrek
Malleola inflata adalah anggrek
epifit yang batangnya dapat mencapai panjang lebih dari 11 sentimeter. Tangkai perbungaan dengan
panjang hingga 8 sentimeter muncul menggantung dari sela-sela pelepah daun dan
membawa 8-44 kuntum bunga yang mekar secara simultan. Kuntum bunga berukuran
kecil dengan tinggi 8-9 milimeter dan lebar 6-7.5 milimeter, berwarna krem
cerah dengan corak garis jingga pada kelopak (sepal) dan mahkota (petal)-nya.
Morfologi
anggrek ini dekat dengan Malleola
punctata dan Malleola aberrans,
namun berbeda terutama pada bentuk bagian bibir bunganya yang menggembung, bentuk
dan ukuran tugu bunga (column), serta
arah ujung kalus “cula” di bagian pangkal cuping tengah bibir bunganya. Habitat
anggrek Malleola inflata berada pada
hutan dataran rendah berketinggian 300-700 meter dari permukaan laut dengan rerata
suhu 26 sampai 28 derajat Celsius dan kelembaban udara 85-95 persen. Anggrek
ini mampu berbunga sepanjang tahun dan perbungaan dapat bertahan mekar selama
2-3 minggu.
0 comments:
Post a Comment