Searching...
Friday, September 26, 2014

3 PENEMUAN SPESIES BARU DI INDONESIA

Berbicara mengenai negara mana yang memiliki banyak keanekaragaman spesies mahluk hidup di dunia? maka jawabannya yang tepat adalah Indonesia. Yupp..Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki beranekaragam spesies mahluk hidup baik flora maupun faunanya. Tak heran jika dimata dunia, Indonesia dijuluki dengan nama negara megabiodiversitas karena para peneliti dunia kagum akan keanekaragaman flora dan fauna yang ada termasuk spesies purba dan spesies langka di Indonesia seperti komodo, anggrek hitam dan raflessia arnoldi.

Menurut para ilmuwan tercatat masih terdapat ribuan bahkan jutaan jenis hewan dan tumbuhan di Indonesia yang  sampai sekarang belum diketahui dan diberi nama.Ya, tentu saja hal ini  karena Indonesia memiliki laut yang sangat luas dan ditambah lagi dengan lokasi hutan yang sangat besar yang tentu saja menyimpan banyak spesies yang belum diketahui. Untuk itu, sampai sekarang ilmuwan terus mengadakan penelurusan guna menemukan spesies-spesies terbaru baik di darat maupun di laut.

Nah, kali ini saya akan berbagi informasi seputar spesies-spesies baru yang ditemukan di Indonesia. Apa saja spesies baru tersebut?

1. Katak Borneo

Spesies katak baru yang diberi nama Leptobrachium kantonishikawai sp. merupakan populasi katak    dari Bario, Dataran Tinggi Kelabat, Serawak, Borneo. Sebelumnya Borneo sendiri sudah memiliki beberapa spesies katak endemik, diantarnya L. kanowitense dan L.abboti yang berada di dataran rendah, L. montanum yang berada di daerah pegunungan, dan L. gunungense yang berada di dataran tinggi.  

Menurut hasil penelitian Amir Hamidy dari Pusat Riset Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Masafumi Matsui dari Kyoto University, katak itu punya karakteristik berbeda dari empat spesies Leptobrachium endemik yang dikenal dari Borneo yaitu perut berwarna cokelat keabuan, biasanya bergaris, atau kadang bertitik atau berbercak putih dan beberapa karakteristik morphometric unik.  

Nama L. kantonishikawai ini sendiri didedikasikan untuk Dr. Kanto Nishikawa dari Kyoto University, ahli herpetologi aktif di kawasan Asia yang mendukung peneliti mengumpulkan tipe-tipe katak. Leptobrachium berukuran sedang memiliki panjang tubuh sekitar 43–54 milimeter untuk katak jantan, dan  katak betina 47–61 milimeter dengan sklera atau selaput mata putih dan kelenjar femoralis besar
 
Leptobrachium kantonishikawai
2.Tikus Berduri

Pada tahun 2013, ilmuwan menemukan spesies tikus baru di Indonesia. Spesies tikus yang diberi nama tikus berduri  Halmaheramys bokimekot ini ditemukan di Halmahera tepatnya di boki mekot oleh tim ekspedisi dari University of Copenhagen, Denmark, dan Museum Zoologi Bogor, Indonesia. Penemuan itu dipublikasikan dalam Zoological Journal of the Linnean Society. Tikus ini memiliki ciri-ciri berbulu keras seperti duri, punggung berwarna cokelat, perut abu-abu, dan ujung ekor berwarna putih. Para peneliti memutuskan bahwa tikus itu termasuk genus yang sama sekali baru setelah menganalisis DNA tikus dan fitur fisiknya, seperti tengkorak dan gigi. Saat ini, belum banyak yang diketahui tentang perilaku spesies tikus baru tersebut. Meski begitu, diperkirakan tikus itu adalah hewan omnivora.
Halmaheramys bokimekot
 3. Anggrek Bercula
Anggrek Bercula (Maleolla infalata)

Spesies anggrek baru ini pertama kali dipubilkasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Anggrek yang selanjutnya diberi nama Maleolla infalata ini merupakan spesies anggrek baru yang ditemukan di Kalimantan Barat. Adalah seorang Destario Metusala yang merupakan peneliti Kebun Raya Purwodadi-LIPI yang menginformasikan jenis anggrek baru di jurnal internasional Malesian Orchid Volume 11. 

Anggrek baru ini memiliki keunikan yang berupa tonjolan kalus berukuran cukup besar yang menyeruak dari bibir bunganya sehingga mirip seperti cula. Adapun fungsi cula sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga fungsi cula sebagai pengarah bagi probosis serangga yang akan menghisap cairan nektar di dalam struktur bibir bunga. Sedangkan ephitet atau julukan “inflata” diambil dari bentuk bagian bibir bunganya yang menggembung hingga mirip bentuk sebuah guci. 

Anggrek Malleola inflata adalah anggrek epifit yang batangnya dapat mencapai panjang lebih dari  11 sentimeter. Tangkai perbungaan dengan panjang hingga 8 sentimeter muncul menggantung dari sela-sela pelepah daun dan membawa 8-44 kuntum bunga yang mekar secara simultan. Kuntum bunga berukuran kecil dengan tinggi 8-9 milimeter dan lebar 6-7.5 milimeter, berwarna krem cerah dengan corak garis jingga pada kelopak (sepal) dan mahkota (petal)-nya.
Morfologi anggrek ini dekat dengan Malleola punctata dan Malleola aberrans, namun berbeda terutama pada bentuk bagian bibir bunganya yang menggembung, bentuk dan ukuran tugu bunga (column), serta arah ujung kalus “cula” di bagian pangkal cuping tengah bibir bunganya. Habitat anggrek Malleola inflata berada pada hutan dataran rendah berketinggian 300-700 meter dari permukaan laut dengan rerata suhu 26 sampai 28 derajat Celsius dan kelembaban udara 85-95 persen. Anggrek ini mampu berbunga sepanjang tahun dan perbungaan dapat bertahan mekar selama 2-3 minggu.

0 comments:

Post a Comment

 
Back to top!